#10 Satu Fakta Muncul - KNA_
Sebenarnya aku juga sangat penasaran sih dengan apa yang mau dikatakan mbak latif kepadaku..
Apalagi melihat dari raut mukanya yang mendadak berubah agak gelisah, sepertinya ada ribuan tanda tanya melekat dipikirannya,
Baiklah, akupun mendekat ke arah mbak latif, Ia membisikiku pelan.. seakan akan ia berusaha agar informasi itu hanya terdengar oleh ku.
" Na.. Apakah selama kamu kenal dengan abdi, ada sesuatu aneh pada dirinya yang sempat kamu sadari? "
Aku pun tercengang mendengar bisikan tersebut,
"yang aku tau, abdi adalah seorang penyendiri, itu aja" kebohongan baru saja terucap lantang dari mulutku
sebenarnya aku lebih tau banyak hal tentangnya, aku kaget jika ada orang lain menyadarinya.
Dan disini Aku berpikir, apakah mbak latif menyadarinya.. kekuatan yang seharusnya tersegel didalam diri abdi?
Kalau ia tau apakah garis itu akan berubah? Akankah kejadian kecil itu akan menyelamatkan abdi?
"Aku tdk merasakan ada yg aneh kok mbak..."
Sontak aku pun menjawab dengan ucapan kebohongan lagi.
Tetapi terlihat mbak latif seperti tidak yakin dengan ucapanku barusan.. ia masih penasaran.
" na.. dengar, yang jelas aku tidak sedang bermimpi atau melamun, dan ini nyata dihadapanku." Ucap mbak latif dengan posisi condong ke hadapanku.
"mbak.. aku ingin coba periksa keadaan abdi" akupun berusaha menyangkal agar simpulan mbak latif itu terpatahkan, tetapi sepertinya tidak berhasil, semakin aku menyangkal, terlihat seperti mbak latif lebih curiga kepadaku.
Ketika aku mulai palingkan badanku ke arah abdi, mbak latifpun sontak meraih pundakku.
"Na, tolong dengarkan dulu, ini penting" pinta mbak latif dengan nada agak lirih dan tidak menunjukkan rasa emosi karna aku berusaha mengacuhkannya.
"Iya mbak maaf.."
" Iya na tidak apa apa, mbak paham kamu khawatir dengan keadaan abdi, tapi disini mbak hanya ingin mengatakan sesuatu yang dari tadi mengganjal pikiran mbak, dan mbak sadar, kamu pasti sangat mencintai abdi, jadi mbak katakan ini kepadamu na"
"Astaga mbak.. bukan seperti itu.. aku hanya..." astaga hampir aja aku keceplosan bilang hal yang seharusnya tidak aku katakan..
"Hmm, iya iya.. mbak tau, tidak usah diteruskan" jawab mbak latif dengan senyuman yang penuh ketenangan.
Sepertinya dia memang berpikir kalau aku ini pacarnya Abdi. Ya sudah lah, sepertinya lebih baik begitu.
Sempat berhenti sejenak dalam keheningan, mbak latifpun memecahkan suasana.. ia melanjutkan perkataannya tadi, sambil memegang pundakku, yang menunjukkan keseriusan apa yang mau ia bicarakan kepadaku.
"Dengar na, tadi sewaktu aku mendapati abdi dipukuli, aku melihat seperti ada sesuatu di matanya abdi seperti percikan cahaya biru, ketika aku hampiri ternyata tiba tiba orang yang memukuli abdi, meraung kesakitan, sambil memegang bagian dadanya. "
" apa? Benarkah itu mbak??"
" Iya na, dan mbak harap kamu tidak menceritakan ini kepada orang orang, takutnya mereka nanti malah menduga yang tidak tidak. "
MasyaAllah, mbak latif, ternyata ia diluar dugaanku, ia begitu memperhatikan abdi.. air mataku tak sengaja menitik keluar membasahi pipi.. rasa hati, aku ingin memeluk erat mbak latif, tetapi mengingat posisiku yang seperti ini, aku tidak ingin apa yang kuusahakan ini gagal.
Tetapi ternyata tanpa sadar ia pun memelukku erat dan berbisik.
"Na, ada satu fakta lagi yang mbak ingin katakan padamu, ternyata regenerasi luka abdi itu sangat cepat, dan hal itu diluar nalar orang biasa, mbak tadi melihat sendiri, kalau abdi adalah orang biasa, dengan luka yang didapatinya tadi, ia kemungkinan tak akan selamat. Ketika ia di cek oleh Pembina PMR tadi, ternyata luka abdi itu sudah pulih 70% sehingga si pembina menyatakan tidak masalah, tetapi pembina PMR tadi tidak menyadari hal itu na"
Mendengar pembicaraan lirih mbak latif, aku hanya bisa meneteskan air mata, perasaannya serasa begitu dalam.. sangat dalam.
Sebenarnya aku ingin mengatakan kebenaran kepada mbak latif.. tetapi seakan kebenaran itu tertahan dalam mulutku, sehingga aku tak bisa berkata lebih jauh lagi.
"Na, aku mohon jagalah abdi sebaik baiknya, dia mudah rapuh dan sepertinya kebencian telah menumpuk dalam dirinya, tetapi ia berusaha untuk membohongi dirinya sendiri dengan tak terjadi apa apa.. dia menutupinya sendirian, sehingga orang tak pernah tau hal itu, dan tolong jangan sampai hal ini tersebar ke orang orang disekitarnya, karna mungkin mereka tak akan bisa menerimanya" ucap mbak latif sangat dalam..
Aku kaget kenapa mbak latif bisa sejauh itu mengenal abdi. Akupun beranjak dari pelukan dan segera menyaut ucapan mbak latif tersebut dengan sebuah pertanyaan keingin tahuan.
"loh, mbak latif kok bisa tau banyak tentang abdi.. ?" terlihat raut muka mbak latif sedikit memerah, agak malu malu.. tetapi setelah agak hening jawabanpun keluar darinya.
" sebenarnya, aku sudah lama melihat abdi, dia adalah sosok yang selalu menyendiri di bawah pohon beringin tua yang kata orang orang angker, ketika mbak lewat di dekat pohon itu, mbak melihat abdi terlihat merenung dan menyimpan kesedihan dari raut wajahnya, hampir tiap waktu dari kelas 1 dulu.. ia berusaha menutupi semua itu dengan sikap dingin dan acuhnya terhadap orang lain. "
Astaga.. ternyata.
*************
^_^ yang belum baca chapter sebelumnya.. baca dlu ya.. biar nggak bingung ik..
Chapter 10 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 9 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 8 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 7 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 6 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 5 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 4 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 3 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 2 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 1 Kebohongan Nase Akari_
Chapter 0 Kebohongan Nase Akari_
Posting Komentar